Oleh: Vriana Indriasari | Selasa, 03
November 2015 | Dibaca Sebanyak:
44 Kali
Terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat disebut
menjadi penanda terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, namun ternyata
hal itu tidak mempengaruhi pasar properti di segmen harga Rp300 juta rupiah.
Pasar rumah di kisaran harga Rp300 juta itu, menurut hasil survey yang
dilakukan situs properti nomor 1 di Indonesia Rumah123.com, dinilai masih
sangat diminati. Peminat pasa ini disebut-sebut merupakan pekerja dengan
penghasilan sekitar Rp8 juta rupiah.
“Jadi sebenarnya yang terkena krisis itu memang mereka yang berpenghasilan
besar dan menerpa properti dengan harga di atas Rp300 juta,” ujar Country
General Manager Rumah123.com, Selasa (3/11) siang.
Selain mempertimbangkan harga, bentuk properti juga rumah juga masih jauh
lebih diminati meski pertumbuhan apartemen terus meningkat. “Rumah jangkung”,
bahkan, tak lagi menyasar pusat Kota Jakarta sebagai pasar mereka.
Masih tingginya pasar rumah ketimbang apartemen juga disebabkan minat
pembelian rumah pertama bagi kaum muda yang juga terus meningkat. Sebutan
investasi menjadikan kaum muda membeli rumah tanpa mempertimbangkan lokasi.
“Jadi mereka yang penting beli dulu yang pertama, nanti bisa dijadikan
modal untuk membeli rumah yang lebih tinggi nilainya,” ujar Untung menambahkan.
“Lebih mudah membeli yang kedua, ketimbang yang pertama.”
Lebih lanjut, menurut Untung, pasar properti masih tetap menggiurkan, meski
untuk kelas menengah. Terlebih mereka dengan kisaran usia 21-30 tahun. Pasar di
segmen ini, diprediksi masih akan terus berkembang satu hingga dua tahun ke
depan.